Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Tulungagung.
Kalau berbicara masalah api, tidak saja akan ingat dunia saja, tetapi bahkan akan ingat akhirat. Hmmm panasnya api lah yang sering digunakan oleh seseorang sebagai pensifatan emosional seseorang.
Kalau bicara soal api mah, ini nih pakarnya :) Kalian mungkin belum pernah melihat Api yang berkobar sangat besar. Mereka bahkan tidak hanya melihat, bahkan memadamkannya, hebat tidak? Dengan apa mereka memadamkan api? Tools yang digunakan bermacam-macam ada
# Air
# Foam
# Dry Chemical Powder
# Karbon Dioksida
Petugas PMK lah yang tahu banget tuh, sifat-sifat API, Merekalah tentunya yang akan paham tentang bagaimana panasnya api bisa melelehkan botol-botol, bahkan nih, bangunan yang kokoh pun bisa terlebur dengan panasnya api. Itu sih API dunia, belum Api neraka,
Kantor Petugas Pemadaman Kebakaran (PMK) di Tulungagung |
Kantor Petugas Pemadam Kebakaran di Kabupaten Tulungagung |
PMK di Kabupaten Tulungagung |
Kantor Petugas Pemadam Kebakaran pada peta |
# TITIPKAN kepada Allah, Agar Ia Menjadi Milikmu SELAMANYA
Hatim bin al-Asham, berkata kepada Syaqiq al-Balkhi
“Saya perhatikan perilaku manusia, dan saya amati setiap orang yg memiliki barang berharga, ia menjaganya agar tidak hilang.
Kemudian saya membaca firman Allah Ta’la,
“Apa yg ada di sisimu akan LENYAP dan apa yg ada di sisi Allah KEKAL.”
(QS. al-Nahl: 96)
Maka ketika aku memiliki sesuatu yg berharga, aku titipkan kepada Allah, agar dia menjaganya untukku.”
Sungguh pengamatan yg sangat jeli, kesimpulan yg jitu dan sekaligus sikap yg cerdas.
Rata-rata manusia, ketika memiliki barang semisal emas, ia akan menjaganya dgn ketat.
Barang dimasukan kotak lalu di kunci, kotak masuk laci, lalu laci nya di kunci. Lacinya berada dalam lemari, lemarinya dikunci.
Lemari berada dikamar, lalu kamarnya dikunci.
Kamar berada didalam rumah, lalu rumahnya juga dikunci.
Rumah pun dipagari, lalu pagarnya dikunci.
Begitulah manusia menjaga barang berharga agar tidak lenyap dari genggamannya.
Tapi apakah dgn cara seperti itu, barang miliknya akan tetap abadi ?
Jawabannya, “Tidak”.
Lambat laun pasti ia akan kehilangan olehnya.
Kalaupun tidak dicuri, mungkin akan dikeluarkan karena terdesak kebutuhan, atau tidak saat dia meninggal akan berpisah dgn barang kesayangannya.
Hatim memiliki cara yg paling ampuh, agar sesuatu yg berharga miliknya bisa langgeng.
Tidak akan berpisah tangan ataupun hilang.
Yakni dgn cara menitipkannya kepada Allah.
Karena beliau yakin akan firman Allah Ta’la, “Wa maa ‘indallahi baaqi”, dan apa yg ada di sisi Allah itulah yg kekal.
Benar, apa yg kita persembahkan kepada Allah itulah yg kekal.
Itulah yg menjadi simpanan kita, dan kelak akan kita panen tanpa ada masa kadaluarsa, dan dgn stok yg tak dibatasi takarannya.
Sedangkan apa yg kita pakai di dunia ini akan usang, yg kita makan menjadi kotoran, begitupun dgn jatah waktu dan umur yg kita sandang akan berakhir. Berbeda dgn sesuatu yg dititipkan kepada Allah.
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini,
“Yakni, pahala untuk kalian di jannah akan kekal, tidak akan terputus, tak akan sirna, selalu kekal dan tidak akan berpindah tangan atau lenyap.”
Ini mengingatkan kita sebuah riwayat, ketika Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha ditanya oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kambing yg disembelih, beliau menjawab, “Sudah habis disedekahkan, yg tersisa hanyalah sebelah bahunya saja.”
Lalu Nabi bersabda, “Masih utuh, kecuali sebelah bahunya.”
{HR. Muslim}
Wallahu muwaffiq.
[Sumber: majalah arrisalah edisi 129. Oleh: Ustadz Abu Umar Abdillah]
Komentar
Posting Komentar